Info CPNS Resmi Kementerian Terbaru Tahun 2022 CPNS Daerah Provinsi Kementerian Lembaga Negara CPNS Guru Dosen Honorer ASN K2 2022
Kunci Profesionalisme CPNS dan ASN
Untuk menjadikan seorang CPNS dan pegawai ASN yang profesional di instansi pemerintah adalah cita – cita dan harapan dari setiap ajang seleksi rekrutmen CPNS yang diadakan oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dari tahun demi tahun seleksi penerimaan CPNS mengalami perubahan yang dulunya menggunakan sistem lembar jawab komputer ( LJK ) sekarang berubah menjadi sistem seleksi dengan computer assisted test ( CAT ), ini semua dilakukan dengan harapan bahwa selama sistem seleksi CPNS ataupun ASN diharapkan dapat berjalan secara transparan dan lepas dari tindakan KKN yang selama ini menjadi pandangan buruk masyarakat dalam melakukan penerimaan CPNS. Selain itu kunci profesionalisme CPNS dan ASN yang terlupakan adalah dengan diterapkanya seleksi penerimaan petinggi dari aparatur sipil negara tersebut.
Untuk mencapai cita-cita reformasi birokrasi yang efisien dan professional, salah satu poin penting yang harus diperhatikan adalah mengenai manajemen kepegawaian. Menurut Deputi Sumber Daya Manusia Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja, terdapat dua fokus bidang yang menjadi bidikan utama dalam, yakni menentukan petinggi ASN dan calon PNS.
“Petinggi ASN haruslah yang yang memiliki kompetensi yang memadai, begitu halnya dengan para calon PNS. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas ASN sehingga mempercepat pencapaian kinerja profesional yang berkelas dunia,” ujar Deputi Sumber Daya Manusia Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja.
Langkah itu juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan yang sering terjadi dalam pemenuhan tenaga ASN di seluruh Indonesia. “Seringkali kebutuhan ASN tidak sesuai dengan penempatan yang dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.
“Petinggi ASN haruslah yang yang memiliki kompetensi yang memadai, begitu halnya dengan para calon PNS. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas ASN sehingga mempercepat pencapaian kinerja profesional yang berkelas dunia,” ujar Setiawan ketika menjadi pembicara di seminar bertajuk Mengawal Kebijakan Implementasi melalui Keterlibatan Policy Communities dan Evidence Based Policy di Kampus UI Depok.
Setiawan menjelaskan jika penyeleksian petinggi dan calon PNS telah terlaksana dengan baik, maka akan menularkan efek perubahan positif pada kementerian, lembaga negara, atau pemerintah daerah terkait. Hal tersebut dapat tercapai jika kompetensi dari masing-masing petinggi dan calon PNS telah memenuhi kualifikasi.
Dia mengambil contoh Provinsi Kalimantan Timur yang terkenal akan potensi minyak dan tambang. Di sana terjadi banyak kasus pemerintah salah mengirim ASN yang tidak berkompeten untuk wilayah terkait. Alhasil, kinerja yang diharapkan pun tidak sesuai harapan, dan terkadang justru menyusahkan, imbuh Setiawan.
Mengenai posisi tengah kepegawaian ASN, Setiawan berujar bahwa hal tersebut merupakan pekerjaan lanjutan jika seleksi petinggi dan CPNS telah berjalan dengan baik. Ia berpendapat bahwa jika petinggi dan CPNS yang terpilih sesuai dengan kualifikasi, maka kemudian akan memberikan dampak perubahan kultur kerja di masing-masing instansi. “Karena posisinya di tengah, mau tidak mau mengikuti arus perubahan yang masuk berbarengan dari atas dan bawah, sehingga nantinya dapat tercipta kultur kerja ASN yang lebih profesional,” tukas Setiawan.
Setiawan prihatin dengnan rendahnya tingkat diklat yang diberikan kepada ASN, yang rata-rata sekali dalam 20 tahun. Hal tersebut merupakan penghambat yang cukup serius dalam upaya pelaksanaan reformasi birokrasi. “Bagaimana ASN dapat meningkatkan profesionalitasnya jika jarang diklat? Masa iya harus menunggu, sepuluh tahun untuk mengikuti diklat. Keburu turun performanya,” tukas Setiawan.
Dia mengingatkan bahwa diklat diberikan bukan sebagai punishment bagi PNS untuk meningkatkan kinerja, melainkan harus diberikan sebagai penghargaan. Ia berujar bahwa melalui diklat, PNS akan dibekali oleh tambahan ilmu serta sklill untuk kemudian diterapkan di bidang pekerjaan yang dilakoninya.
Dengan penerapan yang sama dalam menentukan dan memilih para petinggi aparatur sipil negara atau ASN sama seperti dalam rekrutmen CPNS yaitu dengan sistem transparan dan accountable maka diharapkan dapat terpilih para petinggi ASN yang profesional dan berkompetensi dalam bidangnya, ini juga pada akhirnya dengan adanya para petinggi atau atasan yang profesional maka dapat membawa idealisme profesional kepada para bawahannya para CPNS maupun para ASN dilingkungan staff inilah yang disebut sebagai kunci profesionalisme CPNS dan ASN, kemudian apabila didapatkan para petinggi CPNS dan ASN yang profesional dalam bidangnya dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja para pegawai diseluruh intansi pemerintah di Indonesia.
Info CPNS ASN Terkait
- Formasi Lowongan CPNS Badan Standardisasi Nasional (BSN)
- Formasi Lowongan CPNS Badan Pusat Statistik (BPS)
- Formasi Lowongan CPNS Ombudsman
- Formasi Lowongan CPNS Mahkamah Agung
- Formasi Lowongan CPNS LKPP
Info CPNS Kemenpan Terkait
- Alhamdulillah Pendaftaran CPNS 2019 Ditetapkan
- Formasi Lowongan CPNS Badan Standardisasi Nasional (BSN)
- Formasi Lowongan CPNS Ombudsman
- Formasi Lowongan CPNS Mahkamah Agung
- Penting Untuk Diketahui 3 Informasi General Untuk CPNS
Info CPNS Berita Terkait
- Alhamdulillah Pendaftaran CPNS 2019 Ditetapkan
- Nilai Passing Grade Kelulusan CPNS
- Pembayaran dan Pencairan Gaji Ke-13
Info CPNS PNS Terkait
- Formasi Lowongan CPNS Kemenko Perekonomian
- Formasi Lowongan CPNS Kementerian Pertahanan
- Formasi Lowongan CPNS Kementerian PPN / BAPPENAS
